Breaking News

Kenapa Anak Mudah Marah? Memahami Emosi Anak dengan Empati | Lily Elwina, M.Psi., Psikolog

 

Kenapa sih anak saya gampang banget marah, hal kecil saja bisa bikin tantrum?” 

Pertanyaan ini sering saya dengar dari para orang tua yang datang berkonsultasi. Mereka khawatir ada yang salah dengan anaknya, padahal sebenarnya anak yang mudah marah bukan berarti anak yang bermasalah. Bisa jadi, ia hanya sedang belajar mengenali dan mengelola emosinya.

Anak-anak, khususnya usia balita hingga usia sekolah dasar, masih dalam tahap perkembangan emosional. Mereka belum sepenuhnya bisa memahami apa yang mereka rasakan, apalagi mengungkapkannya dengan kata-kata. Menurut Goleman (1995), kecerdasan emosional tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui interaksi berulang dengan lingkungan yang suportif.

Mengapa Anak Mudah Marah?

Marah adalah bagian dari emosi dasar manusia, sama seperti senang atau sedih. Pada anak, kemarahan bisa muncul karena beberapa hal:

  • Mereka merasa frustrasi karena keinginannya tidak terpenuhi.

  • Mereka lelah, lapar, atau terlalu banyak stimulasi.

  • Mereka belum bisa menyampaikan kebutuhan secara verbal.

  • Mereka meniru perilaku marah yang dilihat dari orang dewasa di sekitarnya.

Penelitian oleh Eisenberg et al. (2005) menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam mengatur emosi sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh hangat dan responsif cenderung lebih mampu menenangkan diri ketika marah, dibandingkan anak yang sering dimarahi atau diabaikan emosinya.

Empati: Kunci Menghadapi Anak yang Sedang Marah

Saat anak marah, tugas kita bukan memadamkan emosinya, tapi mendampinginya melewati emosi tersebut. Ucapkan kalimat seperti:

“ Ibu tahu kamu lagi kesal ya, boleh cerita ? ”
“ Kamu kecewa ya karena mainannya rusak ? ”

Kalimat ini membantu anak merasa diterima dan dimengerti. Ketika anak tenang, kita bisa ajarkan cara sehat untuk menyalurkan marah, seperti menarik napas dalam, menggambar, atau bicara dengan tenang. 

Anak-anak bukan orang dewasa dalam ukuran kecil. Mereka sedang tumbuh, belajar, dan mencari cara untuk memahami dunia dan dirinya sendiri. Kemarahan mereka bukan ancaman, tapi undangan bagi kita untuk hadir lebih empatik. Karena saat anak merasa dimengerti, ia akan lebih mudah belajar mengerti. (*)

0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close