TENTANG UANG | Dr. Sofiandi, Lc., M.HI

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

TENTANG UANG | Dr. Sofiandi, Lc., M.HI

Senin, 30 Januari 2023

(sumber : google.com)







INDRAGIRI.com, Salah satu manifestasi dari pergolakan peradaban manusia adalah uang. Ini merupakan salah satu bukti betapa sebuah dinamika hidup mampu melahirkan sebuah invensi yang penting dan dapat menentukan detak jantung kehidupan pada masa yang tanpa berkesudahan dan pada setiap dimensi yang ada. Bayangkan, uang dapat menjadi penentu bagi apa saja. Uang bisa mempengaruhi siapa saja. Bahkan uang mampu membuat yang hitam menjadi putih atau putih menjadi hitam. Demikianlah, setidaknya, uang yang ada dalam kehidupan manusia.


    Kita tidak ingin merasuk terlalu jauh ke dalam diskusi itu, disini kita akan lebih fokus pada apa yang disebut dengan the origin of money. Uang dilihat dari sudut asal muasalnya. Uang ditilik dari sisi perkembangannya. Sehingga diharapkan kita akan memiliki modal untuk memahami jejak dan tapak sejarah bagaimana kemudian uang tersebut muncul dalam peradaban manusia dan bahkan sangat mempengaruhi sisi kehidupan sebagaimana prolog awal diatas.


    Starting point yang harus kita jadikan landasan di dalam memahami tentang sejarah uang adalah atribut yang melekat kepadanya. Namun, semua yang dianggap uang sejatinya tidak harus memiliki atribut-atribut ini. Karena segala sesuatu, ketika ia dianggap berharga dan hal lain yang menjadikan ia diterima sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu maka bisa dianggap sebagai uang. Adapun uang yang memiliki atribut-atribut ini dianggap sebagai uang yang terbaitk. Ada tiga atribut, yakni:

 

1.     Penyimpan Nilai

Nilai yang dilekatkan pada uang harus tidak berkurang seiring berjalannya waktu. Uang yang ternyata mengalami degradasi nilai karena satu dan lain sebab, maka tidak dalam katergori uang yang baik.

 

2.     Unit Akun

Uang adalah ukuran. Ia berfungsi sebagai pengukur benda-benda sehingga benda-benda menjadi tinggi, rendah dan sebagainya. Maka sebuah ukuran yang baik adalah ukuran yang memiliki standarisasi. Jika tidak, maka ia bukan yang yang baik.

 

3.     Alat Pembayaran

Uang yang baik adalah yang bisa digunakan sebagai alat bayar. Sebagai alat pembayaran, uang tersebut harus diakui. Sesungguhnya, banyak alasan yang membuat uang gagal sebagai alat tukar namun paling tidak dua atribut awal sangat vital bagi sebuah benda yang disebut uang.

 

Dengan bekal pemahaman terhadap atribut-atribut ini, kita baru kemudian bisa mundur kebelakang memasuki zona waktu lebih kurang 40.000 tahun yang lalu untuk mengetahui bagaimana dunia saat itu sebelum uang diciptakan.

 

BARTER

 

Sebelum ada uang, pertukaran barang dilakukan dengan cara barter. Perdagangan antara pihak direalisasikan melalui jalan barter. Secara definisi, barter merupakan pertukaran barang atau jasa dengan barang atau jasa lainnya.

Sekilas, aktifitas barter ini terkesan sederhana dan mudah. Jika seseorang membutuhkan sesuatu maka dia menukarkan sesuatu yang dia punya dengan sesuatu yang dibutuhkan. Demikian seterusnya sehingga terjadilah transaksi dagang antar pihak hanya dengan praktek tukar menukar barang atau jasa. Namun, kesan sederhana dan mudah tersebut secara praktis justru sungguh merumitkan.

Problemnya, dalam barter, perlu ada kesamaan kebutuhan. Mesti ada kesamaan keinginan antar pihak yang terlibat. Jika tidak maka sistem ini tidak akan dapat bekerja. Jika seorang tukang kebun membutuhkan sebungkus nasi padang dan pedagang nasi padang menginginkan sayuran segar, maka barter bisa terjadi. Akan tetapi, jika pedagang nasi padang membutuhkan pertalite sebagai ganti nasi padangnya, maka tukang kebun tadi harus mencari penjual pertalite sebelum mendapatkan nasi padang. Sulit bukan?

Masalah lainnya, jauh lebih rumit. Bayangkan saja mengenai harga dalam sistem barter dibandingkan dengan sistem ekonomi tunai seperti saat ini. Perbandingan satu item dengan item lain yang dipertukarkan, lantas faktor pembentuk nilai bagi item-item tersebut yang secara keseluruhan membuat semakin kompleks ketika ekonomi barter berkembang dalam skala besar.

 

KEMUNCULAN UANG

 

Singkat cerita, dengan berbagai alasan yang tergambarkan dari diskusi diatas, maka dinamika peradaban manusia membentuk sebuah teknologi pertukaran yang disebut dengan uang. Menariknya, apa yang diadopsi oleh berbagai kelompok manusia sebagai mata uang sangat unik. Contohnya, untuk membuat mata uang, orang-orang di Afrika menggunakan semacam kulit kerang. Orang-orang yang tinggal di kawasan barat samudera pasifik menggunakan bebatuan sebagai mata uang. Ada juga orang-orang di kawasan Amerika Utara menggunakan sejenis kerang sebagai mata uang.

Fenomena ini menggambarkan krusialnya uang dalam kehidupan manusia sehingga orang-orang memilih uang mereka sendiri. Mereka mencari sesuatu dan menjadikannya uang mereka masing-masing. Sesuatu yang akhirnya diputuskan sebagai uang itu juga tidak sembarangan. Dari sini, secara sadar atau tidak, terbentuk enam karakteristik sebuah uang:

 

1.     Daya Tahan

Uang harus memiliki daya tahan sehingga tidak mudah lenyap.

 

2.     Portabilitas

Uang harus mudah dibawa kemana-mana.

 

3.     Dapat dibagi

Uang dapat dipecah menjadi nilai kecil seperti seribu dipecah menjadi seratus-seratus dan seterusnya.

 

4.     Fungibilitas

Uang memiliki nilai sepadan sehingga uang tersebut bisa dipertukarkan

 

5.     Kelangkaan

Mata uang tidak lepas dari hukum supply and demand (penawaran dan permintaan). Semakin mudah menemukan atau membuat sebuah benda maka semakin sedikit nilai yang dimilikinya. Karena itu, uang harus memiliki persediaan terbatas. Tidak boleh asal mencetak uang.

 

6.    Pengakuan

Jika uang memenuhi lima karakteristik tadi, maka ia akan dapat diterima dan diakui oleh orang banyak. Semakin banyak orang menggunakannya maka semakin mudah uang tersebut dibelanjakan.

 

EMAS

 

Emas adalah jenis uang yang paling kuno dalam sejarah. Orang-orang sudah memanfaatkan emas sebagai uang di banyak wilayah, seperti di Cina, Amerika, dan Arab. Termasuk di Mesir Kuno, emas adalah alat tukar yang diakui. Kenapa emas merupakan jenis mata uang paling kuno? Karena emas adalah benda yang paling langka yang ada di muka bumi ini. Paling langka karena tidak mudah untuk mendapatkannya.

Di Cina, emas diadopsi sebagai alat pembayaran yang diakui pada tahun 1091 sebelum masehi dan kemudian diubah menjadi uang 500 tahun kemudian oleh Raja Croesus dari Lydia (daerah kuno di Asia Kecil bagian barat, yang sekarang bagian dari provinsi modern Izmir dan Manisa di Turki. Ibu kota kunonya adalah Sardis. Namun, pada puncak kekuasaannya, kerajaan Lydia meliputi seluruh Anatolia barat). Setelah itu, menyebar ke seluruh dunia  pada masa kekaisaran Romawi.

Akan tetapi, keutamaan emas sebagai uang terhambat oleh dua hal. Pertama, emas tidak mudah dibawa kemana-mana. Kedua, sulit untuk menjamin bahwa emas itu benar-benar murni. Jangan dipikir bahwa tindakan manipulasi emas hanya terjadi pada masa modern saat ini, justru peleburan emas murni dengan menambahkan logam lain ke dalamnya adalah praktek yang sama kunonya dengan sejarah emas sebagai uang itu sendiri.

 

UANG KERTAS

 

Akhirnya, munculnya uang kerjas. Uang kertas – dengan ditopang oleh emas atau komoditas lainnya – adalah solusi untuk dua faktor penghambat emas tadi. Karena berbentuk kertas, maka uang kertas hanyalah representasi dari emas, perak atau komoditas lain yang menopangnya. Kertas sangat mudah untuk dipindah-pindahkan. Mudah dibawa ke mana saja. Kendati uang kertas masih rentan terhadap pemalsuan, namun ia masih dapat melalui proses tes pemurnian yang murah. Disinilah kemudian pemerintah berperan aktif. Pemerintah menerapkan aturan dan segala hal yang mengikat untuk kemudian menjadikan uang kertas sebagai alat tukar yang sah dengan nilai dan ukurannya yang tertentu.

 

Paling tidak, tahapan-tahapan yang sedari awal digambarkan disini dapat menjadi sebuah bentangan pengetahuan yang ringkas mengenai uang. Namun, terhadap luasnya dimensi originalitas uang dalam peradaban manusia, jangan pula sampai mengganggu pikiran kita. Sebab, banyak uang saja bisa bikin pening kepala, apalagi kalau tak punya uang. Abang pun pasti kutendang. Wassalam.

 

Penulis:

Dr. Sofiandi, Lc., M.H.I.

Research Fellow di Fath Institute for Islamic Research, Reserach Fellow di IRDAK Institute of Singapore, Dosen IAI Arrisalah, Anggota Dewan Masjid Indonesia, Anggota ICMI Prov. Kepri, Pemimpin Redaksi ACADEMICS TV, Direktur Swara Akademika Indonesia Foundation.