Breaking News

Pendidikan, Budaya, dan Lingkungan di Riau Terancam, Abdul Wahid Paparkan Penyebab dan Solusinya


INDRAGIRI.com, Pekanbaru - Dalam acara talkshow "Gebrakan 5 Tahun" yang digelar oleh Arus Bawah Riau di Warung Majopi Panam, Senin (21/10/24), calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, Abdul Wahid dan SF Hariyanto, membahas berbagai isu krusial yang mengancam masa depan pendidikan, budaya, dan lingkungan di Riau. Diskusi ini dihadiri aktivis, pakar pendidikan, pemerhati budaya, konten kreator, serta pegiat lingkungan yang ikut memberikan pandangan mereka.

Suasana hangat dan penuh keakraban tercipta di tengah perbincangan yang berlangsung, dengan berbagai pandangan dan solusi disampaikan oleh peserta.

Panelis pendidikan, Aidil Haris, menyoroti berbagai masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Riau, termasuk kebijakan beasiswa yang mengharuskan penerima memenuhi syarat tertentu, seperti mengunggah foto rumah dan menjelaskan pekerjaan orang tua. "Mahasiswa yang menerima bantuan pendidikan harus melalui proses yang ketat dan terkadang memberatkan," ujarnya.

Aidil juga menyampaikan kekhawatirannya terkait sekolah-sekolah di daerah terpencil yang harus memenuhi standar akreditasi tinggi tanpa adanya dukungan fasilitas yang memadai. "Jika akreditasi sekolah rendah, maka akses mereka terhadap bantuan pemerintah pusat akan terbatas. Ini menjadi tantangan serius jika kita ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)," tambahnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Abdul Wahid menegaskan perlunya perubahan dalam tata kelola pendidikan, dengan merancang kurikulum yang tidak hanya mengandalkan transfer ilmu, tetapi juga mencakup pengajaran budaya dan nilai-nilai etika. "Kita harus menyediakan ruang bagi anak-anak untuk berkembang secara kreatif dan berinovasi, bukan sekadar menghafal," katanya.

Ia juga mengkritik kebijakan pemerintah yang menuntut sekolah-sekolah untuk mencapai standar akreditasi tanpa memberikan dukungan infrastruktur. "Tujuan utama bernegara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi dalam praktiknya, dukungan nyata dari pemerintah sering kali kurang dirasakan," ungkap Wahid. Ke depan, ia berjanji akan memastikan pemerintah lebih aktif dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.

Wahid menyoroti pentingnya memanfaatkan teknologi untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Melayu agar tetap relevan di mata generasi muda. Ia menyerukan dukungan pemerintah untuk membantu usaha-usaha inovatif di bidang kebudayaan melalui subsidi dan peningkatan akses terhadap teknologi digital. "Anak muda perlu didorong untuk menjadi motor penggerak pelestarian budaya melalui pendekatan yang kreatif dan inovatif," tuturnya.

Selain pendidikan dan budaya, Wahid juga menyinggung masalah pengelolaan sampah yang masih menjadi tantangan besar di Riau, terutama sampah organik yang sering kali tidak dikelola dengan baik. Ia mengusulkan program "pekan sampah" sebagai langkah untuk mempromosikan pengelolaan sampah yang terstruktur dan melibatkan masyarakat. "Pengelolaan sampah yang efektif tidak hanya akan menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat," jelasnya.

Dengan berbagai solusi yang ditawarkan, Abdul Wahid berharap dapat membawa perubahan nyata dalam lima tahun ke depan, mencakup perbaikan di bidang pendidikan, pelestarian budaya, dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik di Riau. **

0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close