Breaking News

Ekoteologi tawaran solutif masyarakat multi kultural | Prof. Dr. Khairunnas Rajab


INDRAGIRI.com, OPINI - Indonesia dicintai bukan karena negeri ini subur, makmur, dan sentosa, akan tetapi engkau adalah tumpah darah yang harus dilindungi dan dibela (Khairunnas Rajab).

Indonesia adalah tanah air yang memiliki 17.508 pulau dan 1340 suku yang menandakan keragaman dan pluralitas, baik bahasa, budaya, dan sistem sosial yang bergerak dinamis.

Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa yang berbeda-beda. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Beberapa suku bangsa terbesar di Indonesia antara lain:

Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Batak, Suku Madura, Suku Minangkabau, Suku Bugis, Suku Bali, suku Banjar, Suku Dayak, Suku Sasak, dan suku melayu.

Keberagaman suku bangsa di Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang sangat berharga dan bernilai tinggi di mata dunia.

Indonesia adalah negara dengan jumlah pulau  cukup besar dan terus mengalami perubahan akibat  dinamika geografis seperti erosi dan sedimentasi.

Indonesia memiliki daya tarik sendiri bagi dunia luar; menjadi pusat riset diberbagai bidang, justeru karena kekayaan budaya, keragaman hayati, dan sistem sosial, ekonomi, politik, hukum, dan agama.

Indonesia sebagai sumber kultural masyarakat dunia, tentu adalah harapan dan tantangan yang hadir berbarengan. Indonesia sebagai unity yang kompleksitas dengan multi kultural tidaklah mudah untuk dikelola. Fleksibelitas dalam kelanggengan adalah upaya sadar yang harus tumbuh subur pada setiap generasi. Cita-cita luhur bangsa pra kemerdekaan, menjadi bangsa merdeka, dan sampai hari ini tidak tergoyahkan oleh rongrongan siapapun, kapanpun, dan di manapun. Indonesia dengan kebhinnekaan tunggal ika telah mewariskan kerukunan, solidaritas, kesamaan, saling menghormati, dan saling menghargai. 

Falsafah negara Pancasila adalah anugerah terbaik dari gagasan pendiri bangsa. Setiap butir kata dan kalimat dalan lima sila termaktub mengandung filosofi yang kuat dan tajam. Pancasila terbukti mengayomi, melindungi, dan pedoman berbangsa dan bernegara secara konfrehensif. 

Indonesia yang majmuk harus diurus melalui kesadaran akan cinta tanah air dengan kurikulum yang terukur melalui ekoteologis yang jadi suluh pembangkit jiwa raga bahwa Indonesia adalah darah daging yang harus terbangun dengan patri hebat merasa, pintar merasa, dan kuat merasa. Sikap mental yang hebat, pintar, dan kuat merasa adalah bentuk simpati, empati, sense belonging, sense of crises, dan asertif anak bangsa yang mesti menggelora bersama. Kesamaan pandangan dan mindset dapat meluruskan ekoteologis dalam memahami pancasila sebagai falsafah negara. 

Ekoteologi adalah tawaran solutif yang menjanjikan bagi bangsa Indonesia yang multi kultural. Kesadaran sosial, kurikulum cinta antar sesama, akar sejarah, keinginan yang sama untuk mewujudkan visi kebangsaan, keadilan, kesejahteraan, dan perdamaian merupakan seyogya yang pandai merasa, tidak egois, apalagi dendam kesumat. Sesungguhnya ekoteologi menjadi formula yang saling menghargai dan saling menghormati dengan trilogi kerukunan yang dikembangkan dengan kesadaran penuh setiap warga negara. 

Ekoteologi adalah terjemahan dari setiap sila dari Pancasila yang harus hadir di masyarakat Indonesia dalam menyongsong keemasan pada tahun 2045 mendatang. Semoga bermanfaat. (*)

-------------


0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close