Cerita di Balik Layar Anies-Muhaimin

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Cerita di Balik Layar Anies-Muhaimin

Sabtu, 09 September 2023


INDRAGIRI.com, NASIONAL
- Surya Paloh tiba-tiba meninggalkan rapat pemenangan pemilu yang tengah berlangsung di kantor DPP Partai NasDem, yang terletak di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, pada Kamis sore kemarin. Ketua Umum NasDem itu mengumumkan bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Sebagaimana yang dilansir dari ALENIASATU.com, seorang anggota Partai NasDem mengutip pernyataan Paloh pada hari Kamis yang menyatakan alasan kepulangannya, yakni undangan dari Presiden untuk berkunjung ke Istana. Paloh, dalam pertemuan tersebut, bertujuan untuk menyampaikan sikap terbaru Partai NasDem dalam pemilihan presiden 2024 kepada Presiden Joko Widodo, yaitu mendukung Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Di Istana, Paloh hanya berbicara dengan Jokowi selama 15 menit.

Meski membenarkan pertemuannya dengan Jokowi, Paloh menyatakan bahwa mereka hanya berbicara sebagai teman yang sudah lama tidak bertemu. Walaupun demikian, ia juga mengakui bahwa mereka membahas perkembangan politik terkini. "Ada pembahasan politik, terkait situasi politik saat ini. Kami berbicara dan merasa bersyukur bahwa suasana politik saat ini dalam keadaan tenang," ujar Paloh di NasDem Tower pada malam harinya.

Namun, pemimpin Media Group ini tidak memberikan konfirmasi terkait tujuan utama kunjungannya ke Istana, yaitu untuk memberi tahu sikap NasDem dalam mendukung Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden. Paloh hanya mengiyakannya.

Seorang politikus NasDem menjelaskan bahwa kunjungan Paloh ke Istana merupakan tindak lanjut dari pertemuan mereka dengan Jokowi pada 17 Juli lalu. Pada saat itu, Paloh menyampaikan bahwa NasDem tidak akan mencabut dukungannya terhadap Anies Baswedan sebagai calon presiden dan meyakinkan Jokowi bahwa Anies akan melanjutkan program-program baik yang telah dilakukan oleh Jokowi jika terpilih sebagai presiden.

"Pak Jokowi memahaminya," kata seorang politikus NasDem ini. Saat itu, kata dia, Jokowi juga berpesan kepada Paloh untuk memilih calon wakil presiden dari koalisi pemerintah. Namun, Jokowi tidak menyebutkan nama calon tersebut.

Satu hari setelah pertemuan tersebut, Paloh menjelaskannya kepada awak media. Ia menyatakan bahwa pembicaraan mereka hanya sebatas obrolan santai dengan Jokowi. "Tidak ada percakapan formal yang berlangsung. Mungkin lebih banyak pertukaran informasi," ujarnya.

Di dalam lingkaran NasDem, pesan dari Jokowi mendapatkan tanggapan positif. Mereka kemudian mencari sosok calon wakil presiden yang sesuai dengan kriteria Koalisi Perubahan - gabungan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera - yang adalah seseorang yang dapat meningkatkan elektabilitas Anies.

Selain itu, kata seorang politikus NasDem ini, sejak awal partai mereka sudah merumuskan kriteria yang tepat untuk calon wakil presiden yang dapat mengatasi kelemahan Anies. Kriteria tersebut mencakup sosok yang berasal dari Jawa Timur, memiliki latar belakang Nahdlatul Ulama, dan mampu memperoleh suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kriteria ini kemudian dikomunikasikan kepada Anies berdasarkan pesan dari Jokowi. Dari situ, muncul nama Muhaimin.

Menurutnya, NasDem kemudian mengajukan nama Muhaimin kepada Anies. Ternyata, Anies juga sejalan dengan kesimpulan NasDem. Namun, sebelum memutuskan untuk mendukung Muhaimin, pengurus NasDem dan tim Anies melakukan beberapa simulasi dan menghitung elektabilitas jika Anies berpasangan dengan Muhaimin atau Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

Selain itu, mereka juga aktif berkomunikasi dengan Muhaimin dan pengurus PKB. Awalnya, upaya tersebut tidak berjalan mulus karena PKB masih terikat dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) - sebuah koalisi antara PKB dan Partai Gerindra. Koalisi ini mengusung Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai calon presiden.

Namun, situasi internal di KKIR justru mendorong PKB untuk semakin intens berkomunikasi dengan Anies dan NasDem selama dua pekan terakhir. Terutama setelah Partai Golkar dan PAN bergabung dengan koalisi tersebut, lalu Prabowo mengubah nama koalisinya menjadi Koalisi Indonesia Maju. Perubahan ini diumumkan oleh Prabowo pada Senin lalu.

"Setelah Prabowo mengumumkan Koalisi Indonesia Maju, kami langsung bergerak cepat," kata seorang politikus PKB kemarin.

Elite PKB dan NasDem serta tim Anies melakukan berbagai pertemuan untuk merumuskan koalisi dalam beberapa hari terakhir. Puncak dari pertemuan tersebut adalah ketika Anies bertemu dengan Muhaimin kemarin. Akhirnya, mereka sepakat untuk berpasangan.

Setelah itu, kata seorang politikus NasDem, Anies dan istrinya, Fery Farhati, bertemu dengan ibu Muhaimin, Muhassonah Hasbullah, di Jombang, Jawa Timur, pada Kamis kemarin. Dalam pertemuan ini, Anies menyampaikan tujuannya untuk bersilaturahmi sekaligus meminta doa dan restu dari Muhassonah untuk maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024. Muhassonah pun memberikan restu sembari mengucapkan doa yang panjang. Anies dan Fery Farhati menerima dengan tulus doa-doa yang diucapkan oleh putri tokoh Nahdlatul Ulama, Bisri Syansuri, tersebut.

"Alhamdulillah, kami merasa sangat bersyukur bisa berkomunikasi dengan semua di sini, di Jombang ini," kata Anies setelah bertemu dengan Muhassonah kemarin.

Di Jombang, Anies juga melakukan ziarah ke makam ayah Muhaimin, Muhammad Iskandar. Selain itu, ia juga mengunjungi makam beberapa tokoh dan pendiri Nahdlatul Ulama seperti Hasyim Asyari, Wahid Hasyim, Abdurrahman Wahid, Salahuddin Wahid, dan Bisri Syansuri. Anies menyatakan tujuannya dalam ziarah tersebut adalah untuk menghormati dan meneruskan perjuangan yang pernah dilakukan oleh para tokoh tersebut. "Kami datang berziarah, berharap bisa meneruskan apa yang pernah menjadi jasa-jasa dalam perjuangan," ujar Anies.

Atas Usulan Ulama

Anies Baswedan secara aktif berkunjung ke berbagai pondok pesantren di DI Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur selama tiga bulan terakhir. Dalam setiap kunjungannya, Anies sering meminta restu dan dukungan sebagai calon presiden.

“Para kiai lantas menitip pesan agar berpasangan dengan tokoh dari kalangan NU. Mereka menyebut nama Muhaimin,” kata seorang politikus NasDem.

Ia menjelaskan bahwa kunjungan ke berbagai pesantren tersebut telah mengubah pandangan dalam tim Anies tentang calon wakil presiden yang cocok untuk mendampingi mantan Menteri Pendidikan tersebut. Sebelum kunjungan tersebut, ada tiga nama calon wakil presiden yang muncul dalam diskusi internal Koalisi Perubahan, yaitu Agus Yudhoyono, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Namun, kehadiran Muhaimin kemudian menggantikan posisi keempat nama tersebut setelah Muhaimin memberikan indikasi bahwa ia akan keluar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. “Puncaknya saat Pak Anies bertemu dengan Muhaimin,” kata seorang politikus NasDem ini.

Demokrat Bereaksi

Keputusan Anies dalam memilih Muhaimin sebagai calon wakil presiden telah mencapai Partai Demokrat dua hari yang lalu. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, dalam sebuah pernyataan tertulis menyatakan bahwa mereka menerima informasi dari Sudirman Said, Ketua Tim Pemenangan Anies, yang mengonfirmasi kerja sama politik antara NasDem dan PKB. Koalisi ini juga mendukung pasangan Anies-Muhaimin.

"Kami telah mengkonfirmasi berita ini kepada Anies Baswedan. Beliau mengonfirmasi bahwa berita tersebut benar," kata Riefky.

Menurutnya, keputusan untuk memilih Muhaimin sebagai calon wakil presiden telah diambil pada Selasa yang lalu. Pada saat itu, Surya Paloh memanggil Anies ke kantor DPP NasDem. Satu hari setelah pertemuan itu, Anies mengutus Sudirman Said untuk mengumumkan keputusan memilih Muhaimin sebagai cawapres kepada Demokrat dan PKS. "Demokrat 'dipaksa' menerima keputusan ini," katanya.

Pertunjukan politik NasDem telah terasa dalam lingkup internal Demokrat sejak dua minggu yang lalu. Awalnya, Koalisi Perubahan telah menjadwalkan deklarasi calon presiden-wakil presiden pada tanggal 18 Agustus. Namun, rencana ini dibatalkan karena Surya Paloh meminta waktu untuk memutuskan. Seminggu setelahnya, Anies dan Tim 8 Koalisi Perubahan bertemu dengan Surya Paloh.

"Pada hari Senin, kami menunggu pertemuan persiapan untuk deklarasi Anies-AHY," kata juru bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.

Ia menyatakan bahwa Koalisi Perubahan harusnya telah menentukan jadwal deklarasi, tetapi selalu dibatalkan karena NasDem belum siap. Herzaky juga mengatakan bahwa sejak awal Anies telah mengajak Agus Yudhoyono sebagai calon wakil presiden. Kesepakatan ini telah dicapai oleh Koalisi Perubahan pada tanggal 14 Juni.

Sampai saat ini, Sudirman Said belum memberikan konfirmasi kepada Tempo mengenai hal ini. Tempo juga telah meminta konfirmasi dari Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali, dan Ketua DPP NasDem, Willy Aditya. Keduanya belum menjawab pertanyaan Tempo. Ketua Bidang Olahraga, Kesenian, dan Milenial DPP PKB, Faisol Riza, hanya tersenyum ketika diminta untuk memberikan konfirmasi. Pengurus PKB lainnya, Marwan Dasopang, hanya membaca pesan dari Tempo di WhatsApp.

Surya Paloh, sementara itu, memberikan petunjuk bahwa NasDem akan mendukung Anies dan Muhaimin sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden. "Kemungkinan besar akan bergerak ke arah itu, tetapi menurut saya, belum diformalkan dengan baik sampai saat ini," kata Surya Paloh ketika ditemui di NasDem Tower pada malam sebelumnya. Ia meminta masyarakat untuk menunggu perkembangan selanjutnya.

Surya Paloh juga merespons tuduhan dari Demokrat bahwa NasDem telah melanggar kesepakatan dalam piagam Koalisi Perubahan. Ia menyatakan bahwa mereka sangat menghormati sikap Demokrat jika mereka memutuskan untuk keluar dari Koalisi Perubahan. "Apalagi yang harus saya katakan? Anda bisa lihat, apakah saya memiliki bakat sebagai pengkhianat atau tidak? Hanya itu. Tapi saya sangat menghormati (Demokrat)," ujarnya.@ 

Illustrasi: Wikimedia Commons