Breaking News

Tradisi Maulid Nabi di Pauh Kamba Hilir: Harmoni Malamang, Badikia, dan Makan Bajamba Penuh Makna Kebersamaan


INDRAGIRI.com, Pauh Kamba - Suasana religius bercampur semangat kebersamaan adat Minangkabau mewarnai Surau Korong Pauh Kamba Hilir, Nagari Pauh Kamba, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar selama dua hari, Minggu hingga Senin (2–3 November 2025). Kegiatan bernuansa adat dan keagamaan ini diisi dengan tradisi Malamang, Badikia, dan Makan Bajamba, yang menjadi wujud nyata perpaduan antara nilai Islam dan kearifan lokal masyarakat Pauh Kamba.

Pada Minggu pagi hingga sore (2 November 2025), kaum wanita di Korong Pauh Kamba Hilir tampak sibuk menyiapkan lemang—makanan khas yang terbuat dari beras ketan dan santan yang dimasak dalam ruas bambu. Proses Malamang dilakukan secara gotong-royong di halaman rumah dan sekitar surau, sambil saling bertukar cerita dan tawa. Bagi masyarakat Pauh Kamba, Malamang bukan sekadar kegiatan memasak, tetapi juga simbol kebersamaan dan persiapan menyambut Maulid Nabi dengan penuh suka cita dan rasa syukur. Lemang hasil Malamang ini nantinya akan menjadi salah satu hidangan utama dalam Makan Bajamba pada keesokan harinya.

Menjelang malam, selepas salat Isya, kegiatan dilanjutkan dengan tradisi Badikia yang berlangsung hingga dini hari menjelang Subuh. Kegiatan ini diikuti oleh kaum lelaki dari berbagai usia—dari para orang tua hingga generasi muda—dengan penuh kekhusyukan. Dalam suasana khidmat di dalam surau, lantunan zikir, salawat, dan syair-syair dari kitab Syaraf al-Anam dan Barzanji menggema silih berganti.

Makna Badikia bagi masyarakat Pauh Kamba adalah bentuk penghayatan cinta kepada Rasulullah SAW, sarana memperdalam nilai-nilai keagamaan, serta wadah mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan. Melalui Badikia, masyarakat diingatkan untuk meneladani akhlak Rasulullah dan menjaga persatuan umat di tengah kemajuan zaman.

Pada Senin siang (3 November 2025), kegiatan berlanjut dengan tradisi Makan Bajamba yang menjadi puncak kebersamaan masyarakat. Hidangan berupa nasi putih, rendang, gulai ayam kampung, sambal lado hijau, serta lemang hasil Malamang disajikan dalam dulang besar dan dinikmati bersama-sama oleh empat hingga enam orang dalam satu kelompok. Duduk bersila di atas lantai, saling berbagi dalam satu wadah, masyarakat menunjukkan nilai kesetaraan, kebersamaan, dan kekeluargaan yang menjadi ciri khas tradisi Minangkabau.

Kepala Korong Pauh Kamba Hilir, Ihsan, menyampaikan rasa bangga dan harunya atas antusiasme masyarakat dalam melestarikan tradisi yang sarat nilai ini.

> “Kegiatan Maulid Nabi dengan tradisi Malamang, Badikia, dan Makan Bajamba ini bukan hanya seremonial tahunan, tetapi wujud cinta kita kepada Rasulullah SAW dan cara kita menjaga warisan adat yang sudah turun-temurun. Di sinilah terlihat kebersamaan, gotong royong, dan kekuatan iman masyarakat kita,” ujar Ihsan.

Ia juga menambahkan bahwa tradisi seperti ini menjadi ruang penting untuk mendidik generasi muda agar memahami makna filosofi Minangkabau, yaitu “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.” Dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, kegiatan ini tidak hanya memperkuat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga menjaga keharmonisan sosial dan kelestarian budaya lokal.

Rangkaian Malamang, Badikia, dan Makan Bajamba di Surau Korong Pauh Kamba Hilir menjadi bukti bahwa masyarakat Minangkabau tetap mampu memadukan nilai-nilai agama dan adat istiadat dalam satu keharmonisan. Tradisi ini bukan hanya warisan, tetapi juga identitas yang memperkokoh karakter religius dan sosial masyarakat Pauh Kamba di tengah arus modernisasi.


Rep Leman

0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close