Breaking News

Teologi Amanah: Mengurai Benang Merah Kekuasaan | Prof. Dr. Khairunnas Rajab

INDRAGIRI.com, OPINI - Amanah diemban manusia sejak deklarasi dan dikukuhkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla, setelah makhluk lain menolak untuk menerima tanggung jawab yang teramat berat itu. Manusia adalah makhluk yang sangat sigap menangkap sinyal, seolah "siap melaksanakan". Maka, setiap individu bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya.

Manusia dalam beberapa sifat disebutkan sebagai makhluk yang lemah, suka berbantah, zalim, dan jahil. Sesuai kodratnya, manusia diberikan bekal dan potensi untuk berperilaku negatif maupun positif. Allah SWT mendahulukan fujūr (negatif) daripada taqwā (positif), tentu memiliki maksud dan tujuan (QS. Asy-Syams: 8).

Manusia yang terlahir dengan potensi, diberikan komponen akal, qalbu, dan nafs. Tiga dimensi ini berebut pengaruh yang berimplikasi pada perbuatan, pemikiran, emosi, dan/atau intuisi. Manusia adalah makhluk dinamis yang bisa bergerak leluasa sekehendak struktur kepribadian melalui kekuatan tiga unsur tersebut. Maka pilihannya bisa berperilaku fujūr ataupun taqwā.

Individu yang dibekali potensi kecerdasan akal, qalbu, dan nafs atau dideskripsikan sebagai makhluk yang membutuhkan aktualisasi tentulah memerlukan keseimbangan yang terwujud dalam kontrol agama, norma, dan kesusilaan.

Individu yang berkeinginan menunjukkan dirinya secara aktual, mesti memenuhi standar dan koridor yang dapat diterima oleh khalayak. Individu yang diterima oleh khalayak inilah kemudian mendapatkan amanah. Sekalipun demikian, tidak jarang pemimpin menduduki kursi kekuasaan dengan cara di luar konteks tersebut. Tetapi amanah sesungguhnya bukan saja berkaitan dengan kekuasaan, meskipun ia adalah bagian dari tanggung jawab. Amanah adalah sesuatu yang konstan hadir pada setiap diri, karena setiap individu adalah pemimpin yang memikul beban, paling tidak bagi dirinya sendiri.

Apabila individu adalah pemimpin, maka yang paling fundamental dari kepemimpinan itu adalah kepemimpinan atas diri sendiri, baru kemudian melangkah kepada kepemimpinan di tingkat yang lebih tinggi. Kepemimpinan adalah amanah besar yang harus diselesaikan dalam lingkup yang paling kecil, yaitu kepemimpinan diri sendiri.

Memimpin adalah seni menjalankan amanah. Individu yang memiliki seni dalam kepemimpinan hidup justru lebih relaks melewati kerikil-kerikil kepemimpinannya, baik dalam skala kecil maupun besar.

Setidaknya ada tiga aspek yang dapat membuat seseorang sukses memimpin diri, keluarga, institusi, organisasi, atau pemerintahan, yaitu: kecerdasan intelektual, psiko-emosional, dan psiko-spiritual.

Kecerdasan intelektual adalah kemampuan seseorang untuk berpikir, bernalar, memahami, memecahkan masalah, belajar dari pengalaman, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara rasional. Istilah ini sering dikaitkan dengan IQ (Intelligence Quotient), yaitu ukuran standar yang digunakan untuk menilai tingkat kecerdasan kognitif seseorang.

Psiko-emosional adalah istilah yang menggabungkan dua aspek penting dalam diri manusia, yaitu psikologis (jiwa atau mental) dan emosional (perasaan atau afeksi). Maka, psiko-emosional merujuk pada kondisi, respons, dan dinamika mental serta perasaan seseorang yang saling memengaruhi.

Psiko-spiritual adalah istilah yang menggabungkan dua dimensi utama dalam diri manusia: psikologis (kejiwaan) dan spiritual (kerohanian). Maka, psiko-spiritual merujuk pada pendekatan atau kondisi yang melibatkan keterkaitan antara jiwa (psyche) dan ruhani (spirit), terutama dalam upaya memahami diri, mengatasi penderitaan batin, dan mencapai ketenangan hidup yang lebih dalam dan bermakna.

Tiga aspek di atas merupakan unsur komprehensif yang harus dimiliki seorang pemimpin demi kemaslahatan diri sendiri, masyarakat, dan negara.

Dalam perspektif Islam, amanah adalah tanggung jawab yang harus dipikul. Oleh karena itu, akhlak dan kepribadian merupakan pilar utama transendental yang menyangga gagasan tentang kekuasaan dan kepemimpinan manusia sebagai khalīfah di muka bumi.

Teologi amanah adalah deskripsi tanggung jawab suci yang dibebankan kepada manusia, menjalin hubungan vertikal dengan Tuhan sekaligus horizontal, imanen dan transenden dengan seisi alam.

Amanah adalah keniscayaan kewajiban lahiriah yang sekaligus merepresentasikan psiko-emosional dan psiko-spiritual. Amanah memandu akal, qalbu, dan nafs menuju tazkiyah al-nafs, muhāsabah al-nafs, dan murāqabah al-nafs.

Amanah adalah beban luhur kemanusiaan yang begitu agung, bahkan langit, bumi, dan gunung-gunung menolak mengembannya. Namun, manusia, dengan segala kerumitannya, menanggapi dan menerima amanah itu.

Pilihan ini melambangkan keagungan fitrah manusia yang mampu memikul tanggung jawab besar, meskipun manusia begitu rapuh di hadapan godaan penyimpangan dari syaithan dan nafsu angkara murka.

Manusia adalah makhluk kompleks, penuh teka-teki, dan sulit ditebak.

Manusia sebagai makhluk kompleks berarti bahwa ia tidak bisa dipahami hanya dari satu dimensi saja seperti fisik, akal, qalbu, atau jiwa melainkan harus dilihat sebagai makhluk multidimensi yang holistik, memiliki unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang saling berkelindan secara dinamis.

Manusia juga disebut sebagai makhluk serba teka-teki karena sifat dan hakikatnya yang misterius, tidak sepenuhnya bisa dipahami, serta menyimpan banyak lapisan kepribadian, keinginan, dan potensi yang terus berubah. Julukan ini menegaskan bahwa manusia bukan makhluk yang bisa ditebak atau dijelaskan secara sederhana.

Karena manusia penuh kompleksitas, maka teologi amanah adalah keniscayaan yang hadir secara terpadu bersama kecerdasan intelektual, psiko-emosional yang empatik, simpatik, berkomitmen, loyal, dan asertif, serta didukung oleh psiko-spiritual yang terukur, yang mendekatkan diri kepada Tuhan melalui shalat, zikir, doa, dan tawakal.

Dengan demikian, amanah adalah wadah implementatif dan aktualisasi manusia sebagai khalīfah fi al-ardh. Melalui amanah, dendam kesumat, hasad, dan kezaliman akan sirna, digantikan oleh sifat pemaaf, penyayang, adil, dan penuh tanggung jawab.

Allāhu a‘lam bi al-shawāb.

0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close