INDRAGIRI.com, OPINI - Menguasai tata bahasa Inggris tidak berhenti ketika seseorang memahami bentuk dasar seperti to be, simple tenses, atau articles. Justru, di tingkat intermediate, pemahaman terhadap grammar memasuki wilayah yang lebih dalam: wilayah makna, konteks, dan ketepatan ekspresi. Pada tahap inilah, mahasiswa mulai diuji kemampuannya dalam menghubungkan aturan dengan fungsi komunikasi nyata. Intermediate Grammar menjadi ruang latihan berpikir, bukan sekadar latihan menghafal pola.
Banyak mahasiswa menganggap grammar sebagai kumpulan rumus yang harus diingat. Padahal, grammar lebih dari sekadar struktur; ia adalah sistem logika yang mengatur bagaimana pikiran diterjemahkan menjadi kalimat. Ketika seseorang mampu memahami mengapa sebuah kalimat berbentuk pasif, bukan aktif; mengapa digunakan should alih-alih must; atau kapan present perfect lebih tepat daripada simple past—di sanalah muncul kesadaran berbahasa yang sebenarnya. Grammar menjadi refleksi cara berpikir, bukan sekadar alat berbicara.
Dalam konteks pengajaran, Intermediate Grammar menuntut dosen dan mahasiswa untuk sama-sama bergerak dari pendekatan mekanistik menuju pendekatan reflektif. Dosen tidak lagi hanya menjelaskan aturan, melainkan menuntun mahasiswa untuk menemukan alasan di balik aturan itu. Misalnya, ketika membahas conditional sentences, pembelajaran dapat diarahkan pada bagaimana bahasa mengekspresikan harapan, kemungkinan, atau penyesalan. Dengan cara ini, grammar tidak lagi terasa kaku, tetapi hidup dan bermakna.
Selain itu, pembelajaran grammar di tingkat menengah menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memahami nuansa bahasa—bagaimana pilihan kata dan struktur memengaruhi kesan yang ditimbulkan. Misalnya, kalimat “You might consider revising this” terdengar lebih sopan dibanding “You should revise this.” Keduanya benar secara gramatikal, tetapi memiliki nada yang berbeda. Kesadaran terhadap nuansa seperti ini merupakan bagian dari kecakapan pragmatis yang sangat dibutuhkan dalam komunikasi global.
Dalam praktiknya, pengajaran Intermediate Grammar perlu diarahkan pada pengalaman belajar yang kontekstual. Mahasiswa perlu diajak menggunakan grammar dalam berbagai situasi komunikasi—menulis artikel, berdebat akademik, hingga membuat presentasi. Pembelajaran semacam ini tidak hanya melatih ketepatan struktur, tetapi juga menumbuhkan kepekaan terhadap gaya bahasa dan situasi sosial. Grammar menjadi media untuk membentuk karakter komunikatif yang sopan, logis, dan terukur.
Teknologi juga memainkan peran penting dalam memperkaya pembelajaran grammar. Platform digital interaktif, grammar quizzes, AI-based grammar checkers, hingga peer feedback activities dapat membantu mahasiswa memperbaiki kesalahan dan memahami pola bahasa secara lebih mandiri. Dalam sistem pembelajaran berbasis Outcome-Based Education (OBE), kemampuan mahasiswa menerapkan grammar secara kontekstual menjadi indikator keberhasilan utama. Dosen berperan bukan sebagai penguasa aturan, tetapi sebagai fasilitator berpikir kritis melalui bahasa.
Intermediate Grammar pada akhirnya bukan hanya tentang benar atau salah dalam tata bahasa, melainkan tentang bagaimana seseorang berpikir dan mengekspresikan dirinya secara efektif. Mahasiswa yang menguasai grammar di tingkat ini tidak hanya pandai menulis dan berbicara, tetapi juga memiliki cara berpikir yang lebih runtut dan reflektif. Grammar membentuk disiplin intelektual menata pikiran sebelum menata kata.
Maka, mengajarkan Intermediate Grammar sejatinya adalah mengajarkan cara berpikir. Di ruang kelas, dosen bukan sekadar membenarkan kesalahan kalimat, tetapi membantu mahasiswa memahami logika di balik bahasa. Dalam dunia akademik dan profesional, keterampilan ini menjadi bekal utama untuk menulis dengan argumentatif, berbicara dengan jelas, dan berkomunikasi dengan makna yang dalam. Grammar bukan beban, tetapi jembatan menuju pemahaman yang lebih luas tentang bahasa dan kehidupan.. (*)
----------------
Susilawati M.Pd, ia adalah dosen pada progman studi IAI Ar-Risalah. Selain itu ia juga aktif diberbagai organisasi. saat ini ia berdomisili di Sungai Guntung, Kec.Kateman INHIL Riau.
0 Komentar